"ATH-THIBBUN NABAWY BUKAN MERUPAKAN PENGOBATAN ALTERNATIF"
Ilmu pengobatan merupakan
"Asbab" terhadap kesembuhan suatu penyakit. Sedangkan kita
diperintahkan untuk mengupayakan “sebab” tersebut (ikhtiyar). “Sebab” yang
paling besar dan benar bagi kesembuhan penyakit yang diderita oleh seorang
muslim adalah yang berdasarkan wahyu dari Allah Swt.
Thibbun Nabawy adalah metoda
pengobatan yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad Saw kepada orang yang menderita
penyakit, tentang apa yang beliau ketahui berdasarkan wahyu Allah Swt. Metoda
pengobatan Nabi ini sangat menyakinkan untuk menjadi “sebab” kesembuhan.
Sedangkan metoda pengobatan lain yang konvensional lebih banyak merupakan hasil
hypotesis (dugaan) manusia.
Pengobatan Nabawy ini lebih
bersandar kuat kepada aqidah islamiyah yang menyatakan bahwa hanya Allah Swt
pemilik alam semesta ini. Hanya di tangan Allah terletak kesembuhan. Dia lah
yang menurunkan penyakit, dan hanya Dia lah yang memberikan kesembuhan kepada
manusia. Hal ini sangat sejalan ketika Nabi Ibrohim mengatakan : “Jika aku
sakit, Dia lah yang menyembuhkanku” (Q.S. Asy-Syu’aro; 26, ayat 80). Tiada lain
pernyataan tersebut merupakan penegasan tentang hakikat dan aqidah yang
seyogyanya tidak pernah hilang dari hati setiap muslim.
Karena sifat “tawa’dzun”
(keseimbangan) merupakan ciri khas syari’ah islam, maka di sisi lain kita
mendapat perintah dari Rosululloh Saw untuk berobat jika menderita penyakit,
dan beliau menganjurkan untuk tidak berpangku tangan.
Rosululloh Saw menegaskan bahwa
Allah memberikan kesembuhan kepada siapa saja yang mengupayakan sebab-sebabnya,
dengan syarat hendaklah ia meyakini bahwa obat hanya merupakan sebab semata,
obat sendiri tidak memiliki kemampuan alamiah untuk menyembuhkan, kecuali bila
Allah menghendaki hal itu (Ibnu Thorhan : Ash-Shina’atu th-Thibbiyyah).
Ibnul Qoyyim Aj-Jauziyah dalam Kitab
: Ath-Thibbun Nabawy, berkata : ”Metoda pengobatan nabawy, tidak sebagaimana
pengobatan konvensional, pengobatan nabawy bersifat qoth’i (pasti) dan
ilahiyah, bersumber dari wahyu Allah, pelita kenabian dan kesempurnaan akal.
Sedangkan metoda pengobatan lain yang konvensional pada umumnya berlandaskan
perkiraan, dugaan, dan hasil percobaan-percobaan.
Thibbun Nabawy, adalah metoda
pengobatan yang dicontohkan, digunakan, dianjurkan dan diperintahkan oleh
Rosululloh Saw, dan sudah barang tentu beliau melarang kebalikannya.
Berlandaskan hal-hal tersebut
diatas, maka Thibbun Nabawy bagi kaum muslimin bukan merupakan metoda
pengobatan alternatif, melainkan metoda pengobatan utama. Sedangkan
metoda-metoda pengobatan lainnya diluar thibbun nabawy lah yang justru
merupakan metoda pengobatan yang bersifat alternatif.
"SOLUSI SEHAT ILAHIYAH DAN MISYKAT
NUBUWWAH"
Firman Allah Swt. Dalam Al-Qur’an :
“Wahai jiwa yang tenang (an-nafsu al-muthmainnah). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-Ku, Masuklah ke dalam syurga-Ku”.
“Wahai jiwa yang tenang (an-nafsu al-muthmainnah). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-Ku, Masuklah ke dalam syurga-Ku”.
(QS. Al-Fajr:27-30).
Dari ayat di atas terdapat 3 pijakan
bagi seorang muslim sebagai dasar moral dalam masalah kesehatan/penyembuhan
penyakit, yakni :
1. MEMILIKI JIWA YANG TENANG (AN-NAFSU AL-MUTHMAINNAH)
Seorang muslim hendaklah memiliki
jiwa yang tenang, karena hanya kepada jiwa yang tenang, Allah memanggilnya
untuk kembali kepada jalan-Nya yang lurus. Nafsu al-muthmainnah ini mampu
mengalirkan energi tersembunyi yang dapat melakukan penyeimbang kepada ruh
manusia yang sakit, dan dampak dari penyeimbang kepada ruh inilah yang
menimbulkan kesembuhan bagi penyakit-penyakit jasmani. Orang yang melihat
seruan Allah ini akan membuka mata bashirahnya (mata batinnya) sehingga ia
dapat melihat hakekat yang sebenarnya bahwa sesungguhnya penyakit itu
sebenarnya hadir akibat dari ruh yang kotor.
2. RIDHA
Seorang muslim hendaknya menyadari
betul bahwa apapun yang dalam kehidupan ini adalah atas kehendak (iradah) Allah
semata. Dan Allah tidak mungkin menciptakan semua itu tanpa makna, tidaklah
Allah menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia. Oleh karena semua kejadian
tidak lepas dari kehendak Allah, maka seyogyanya kita ridha akan setiap
ketentuan Allah, dan disamping itu hendaknya mampu meyakini bahwa tidaklah
Allah menimpakan suatu penyakit kepada seseorang melainkan pasti ada makna
besar dibalik penyakit tersebut, dan Allah pulalah yang menciptakan
obat/penyembuhnya.
3. MENGHAMBAKAN DIRI
HANYA KEPADA ALLAH
Masuklah ke dalam jama'ah
hamba-hamba-Ku. Maksudnya seorang muslim itu mesti memposisikan dirinya sebagai
hamba, dan sesungguhnya itulah hakekat kedudukan manusia di hadapan rabbnya.
Dengan demikian ketika seseorang berikhtiyar secara mandiri mengobati peyakit
maka sesungguhnya hal tersebut bukan karena dorongan profesi/keuangan/
kebendaan semata, melainkan sebagai bentuk penghambaan diri kepada Allah Swt.
Apa balasan yang dijanjikan Allah?
Seorang yang mampu melewati ketiga pijakan dasar tersebut, Allah memberikan
suatu penghargaan kepada hamba-Nya berupa al-Jannah (syurga)….……….. Masuklah ke
dalam syurga-Ku.
Syurga merupakan balasan kasih
sayang Allah Swt atas hamba Nya. Ciri Syurga adalah ketenangan dan kesenangan
(kenikmakatan).
Orang-orang yang memiliki Nafsu
al-Muthma'innah (jiwa yang tenang), ridha, serta menghambakan dirinya secara
total hanya kepada Allah, niscaya akan mendapatkan syurga yang tidak hanya di
akhirat, melainkan ketika ia masih ada di dunia. Ia akan senantiasa diliputi
rasa tenang dan senang dalam hidupnya, sekalipun duji dengan ujian yang macam-macam
beratnya.
ITU LAH MAKNA SEHAT YANG
SEBENARNYA.....!!!!!!